HALAMAN MOTTO
Orang yang
berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan – kesalahan yang ia lakukan, dan
akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda.
- Dale Carnegie –
Harga kita
hanya sebanding dengan penghargaan kita terhadap waktu.
- Mario Teguh–
Banyak
kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
- Thomas Alva Edison –
Kata
Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad S.A.W.
Tujuan penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah
sebagai pengetahuan dasar demi penggalian yang lebih mendalam tentang tanaman
stroberi dan untuk membantu pengembangan tanaman stroberi ini.
Dalam mengerjakan tugas ini penulis banyak mengalami
kesulitan baik dalam hal peralatan, tenaga, kemampuan, ataupun waktu dan juga
sulitnya untuk berkomunikasi dengan teman sekelas untuk dimintai pendapat.
Karena itu penulis sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah
memberi penulis bantuan dukungan juga semangat, sehingga tugas ini bisa
terwujud.
Dengan tulus
dan rendah hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Drs. Samsul Huda, selaku Kepala Sekolah UPTD SMPN 1 Wates
yang telah memberi tempat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2.
Lilik Purwanti, S.Pd yang telah memberikan bimbingan
materi maupun teknis dalam penyusunan karya tulis ini.
3.
Kedua Orang Tua kami yang selalu memberikan do’a dan
restunya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini.
4.
Rekan-rekan yang selalu membantu dan memberi motivasi.
5.
Serta semua pihak yang telah membantu terselesainya
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan
dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu penulis dari pihak
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat memotivasi dan
membangun agar Karya Tulis Ilmiah ini bisa lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. Semoga
segala bantuan yang diberikan oleh semua pihak mendapat balasan yang setimpal
oleh Allah SWT. Amin.
Kediri,
.............................
Tim Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Stroberi merupakan
salah satu jenis buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Stroberi
yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai stroberi modern dengan nama ilmiah Fragaria x ananass Duschene. Stroberi
ini adalah hasil persilangan antara Fragaria
virginiana (L) Duschene dari Amerika Utara dengan Fragaria chiloensis (L) Duschene dari Amerika Selatan (sepanjang
pantai Kalifornia sampai ke Kepulauan Aleutian dan Cile). Minat masyarakat
dalam mengonsumsi stoberi cukup rendah karena stroberi hanya panen setiap satu
musim sekali.
Beberapa perusahaan di
Indonesia telah memulai usaha budidaya stroberi, tetapi masih dalam skala
percobaan. Untuk mengetahui tingkat aluminium yang dapat dipertukarkan, tanah
perlu dianalisis ke Laboratorium tanah seperti Laboratorium Lembaga Penelitian
Tanah di Bogor, Laboratorium berbagai Universitas, ataupun lembaga penelitian
lain. Sebagai patokan kasar berdasarkan pengalaman praktis, pada lahan-lahan kering
yang diberikan kalsit sekitar 4 ton per hektar. Bila digunakan dolomit biasanya
jumlahnya lebih besar dari pada kalsit, yaitu mencapai 6-7 ton/ha.
Budidaya stroberi pada
lahan kering perlu ditambah dengan pupuk kandang. Bila pupuk kandang diberikan
pada waktu yang dekat dengan penanaman maka harus digunakan pupuk yang sudah
matang atau jadi. Pupuk yang sudah jadi adalah pupuk yang sudah tidak
mengeluarkan panas dan relatif tidak mengeluarkan bau khas kotoran. Pupuk diaduk
merata dan bercampur sempurna dengan tanah. Untuk membantu pengembangan tanaman
ini disusunlah buku sederhana ini sebagai pengetahuan dasar demi penggalian
yang lebih mendalam di masa yang akan datang.
1.2 Tujuan Pembahasan
1.2.1 Mengenal Tanaman Stroberi
1.2.2 Mengikuti Teknik Pemanfaatan Lahan Kering
untuk Budidaya Stroberi
1.2.3 Mengetahui Hasil Budidaya Stroberi di Lahan
Kering
1.3 Perumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana Sejarah Tanaman Stroberi?
1.3.2 Bagaimana Teknik Pemanfaatan Lahan Kering
untuk Budidaya Stroberi?
1.3.3 Bagaimana Hasil Budidaya Stroberi di Lahan
Kering?
BAB
2
PEMBAHASAN
MASALAH
2.1 Mengenal Tanaman Stroberi
2.1.1 Sejarah Tanaman Stroberi
Bentuknya mungil seperti
bentuk hati, warnanya merah dan memiliki bintik di seluruh permukaan kulitnya.
Strawberry memiliki bentuk yang unik, persis seperti bentuk hati. Warna buahnya
yang sudah matang pun merah menggoda. Rasanya luar biasa manis dan segar.
Harganya yang relatif mahal membuat strawberry
menjadi buah elit yang digemari.
Pada zaman Yunani kuno, buah yang satu ini diangkat resmi sebagai lambang
Dewi Cinta karena keberadaannya luar dalam. Keindahan cinta waktu itu
dilambangkan oleh warna, dan rasa buah tersebut. Sejak itulah buah ini menjadi
terkenal. Strawberry merupakan tanaman buah herba yang rata – rata memiliki 200
biji kecil per satu buahnya. Ada 700-an macam jenis strawberry. Salah satu
jenis spesiesnya bernama Fragaria
chiloensis L. Jenis ini yang menyebar ke berbagai Negara Amerika, Eropa,
dan Asia. Sedangkan spesies yaitu F.
vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry
ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Warna merah pada strawberry matang sangat beralasan. Warna merah itu
disebabkan karena buah ini kaya pigmen warna antosianin dan mengandung
antioksidan tinggi. Selain antioksidan, ia juga kaya serat, rendah kalori, dan
mengandung vitamin C, folat, potassium, serta asam ellagic.
2.1.2 Morfologi Tanaman Stroberi
a.
Batang
Utama
Stroberi komersial Fragaria x ananassa adalah tanaman herbaceous perenial (tahunan). Batang utama
tanaman ini sangat pendek. Daun daun terbentuk pada buku dan di ketiak
setiap daun terdapat pucuk aksilar. Internode sangat pendek
sehingga jarak daun yang satu dengan yang lainnya sangat kecil dan
memberi penampakan seperti rumpun tanpa batang. Batang utama dan
daun yang tersusun rapat ini disebut crown. Ukuran crown berbeda-beda
menurut umur, tingkat perkembangan tanaman, kultifar, dan
kondisi lingkungan pertumbuhan.
b.
Daun
Dalam
masa pertumtumbuhan vegetatif, meristem, apikal membentuk daun-daun baru setiap 8-12
hari pada temteratur rata-rata 200
C. Daun dapat bertahan selama 1-3 bulan dan kemudian kering. Daun merupakan daun Trivoliate dengan tepi bergerigi. Pada daun stroberi terdapat stomata
yang jumlahnya banyak sekali, yaitu sekitar 300-400
stomata/mm2 sehingga
mengakibatkan daun banyak kehilangan
air melalui transpirasi.
c.
Akar
Tanaman
stroberi dewasa pada umumnya mempunyai 20-35 akar primer, tetapi ada juga jenis yang
mempunyai 100 akar primer. Akar primer dapat bertahan lebih dari
satu tahun, tetapi pada umumnya 1 tahun. Akar-akar tanaman
dewasa mencapai panjang 1m, tetapi 90% dari akar-akarnya berkumpul
pada lapisan atas tanah pada kedalaman sekitar 15cm. Pada tanah-tanah
dengan drainase yang baik, 50% dari akar berkumpul di kedalaman
antara 15-45 cm.
d.
Stolon
Stolon
adalah batang yang tumbuh horizontal sepanjang permukaan tanah. Pada stolon terdapat
ruas-ruas. Ruas-ruas dari stolon ini dapat mencapai belasan
centimeter. Pada ruas terdapat pucuk
aksilar yang dilindungi oleh braktea. Anakan akan membentuk akar pada saat pucuk
membentuk daun trifoliate. Akar dari anakan akan
membentuk akar cabang setelah mencapai 2-5 cm.
e.
Bunga
Bunga
tanaman stroberi mempunyai 5 kelopak bunga, 5 helai mahkota
bunga, 20-35 benang sari, dan ratusan putik, yang menempel pada
reseptakel (dasar bunga) dengan pola melingkar. Bunga tersusun dalam
influoresen (malai) yang terletak di ujung tanaman.
Penyerbukan
dapat terjadi dengan bantuan angin, dengan gaya berat, atau serangga. Lebah madu juga
dapat membantu meningkatkan produksi buah stroberi.
f.
Buah
Buah
stroberi berwarna merah yang biasa dikenal adalah buah semu
yang sebenarnya merupakan reseptakel yang membesar. Buah sejatinya
yang berasal dari ovul yang telah diserbuki berkembang menjadi buah kering dengan biji yang keras.
Struktur buah keras ini disebut
achene. Buah-buah sejati berukuran kecil dan menempel pada reseptakel yang membesar.
Ukuran stroberi ditentukan oleh jumlah buah
achene yang terbentuk, sedangkan jumlah buah achene yang terbentuk ditentukan oleh jumlah putik dan
keefektifan penyerbukan.
Ada
beberapa bentuk buah stroberi yang dikenal. Menurut penggolongan
dari USDA, ada delapan bentuk buah yang umum, yaitu
:
Berbagai
bentuk stroberi menurut penamaan United State Departement of Agriculture (USDA)
Sroberi
yang berbentuk globose. Ujungnya bulat
Stroberi yang berbentuk
short wedge. Ujungnya cenderung
datar
Stroberi yang berbentuk conic. Ujungnya meruncing
Stroberi yang berbentuk conic. Ujungnya meruncing
Oblate, globose, gobose conic,
conic, long conic, necked, longwedge, dan short wedge. Oblate dan globose
mempunyai bentuk ujung yang bulat, conic
meruncing, sedangkan wedge
mendatar. Bentuk-bentuk ini ditentukan oleh sifat genetik.
2.2 Teknik Pemanfaatan Lahan Kering untuk
Budidaya Stroberi
Teknik pembudidayaan yang masih konvensional, membuat pengusaha buah
strawberry di daerah Pacet bekerja keras agar tanamannya tetap tumbuh subur
meskipun banyak hambatannya, mereka menggunakan pupuk organik dan pemberantas hama
alami agar tidak mencemari tanaman strawberry. Teknik pembudidayaan dengan
media polybag atau bedengan (mulsa plastik) sama – sama
memiliki keunggulan masing – masing. Media bedengan
dapat digunakan pada lahan yang luas, sedangkan untuk lahan yang relatif
sempit dapat kita gunakan media polybag.
2.2.1 Perencanaan
a.
Rencanakan pertanaman di awal musim pertumbuhan yang
tepat.
b.
Stroberi merupakan tanaman sub-tropis yang tumbuh baik
pada musim semi. Namun, beberapa spesies telah beradaptasi baik dengan
iklim tropika basah Indonesia.
c.
Agar memperoleh hasil terbaik, sebaiknya disiapkan
bedengan baru di tempat mana stroberi sudah berbuah.
2.2.2
Persiapan
a.
Pilih tempat yang memperoleh sinar matahari penuh dan
drainase serta sirkulasi udara yang baik.
b.
Terapkan pemberian pupuk lengkap seperti 5-10-10 (500
gram per 1.5 meter baris) sebelum tanam.
2.2.3
Penanaman
a.
Jarak antar baris dalam bedengan adalah 4 meter.
b.
Panjang akar tanaman baru tidak lebih dari 7.5
cm. Rendam akar dalam air selama sekitar satu jam sebelum tanam.
c.
Atur jarak tanaman dalam baris 25 cm.
d.
Buat lubang tanam cukup dalam sehingga seluruh akar
tertimbun tanah, tetapi tajuk tidak tertimbun. Siram tanah seputar perakaran
dengan sekitar 1/2 liter larutan pupuk diencerkan dengan air.
2.2.4
Perawatan
a.
Tahun pertama, awal musim kemarau: Jaga bedengan agar
bebas dari gulma. Seleksi bunga untuk calon buah dan dorong produksi buah
yang sehat.
b.
Akhir musim kemarau: 5 sampai 6 minggu setelah tanam,
tanam tunas sebagai sulaman ditanam dalam baris dengan jarak 15 x 15 cm.
c.
Akhir musim kemarau dan awal musim hujan: sebar pupuk
di samping baris tanam dengan amonium nitrat (250 gram tiap 1.5 meter baris),
5-10-10 (1.25 kg per 1.5 meter baris), atau pupuk kandang cair (50 sampai
100 ml per tanaman). Lakukan lagi 1 bulan kemudian.
d.
Tahun kedua, akhir musim hujan: Hilangkan mulsa secara
bertahap di musim hujan, tapi lindungi bunga dengan mulsa, jika diperlukan.
Sediakan 1.5 cm air per minggu, mulai berbunga hingga panen.
e.
Tutup bedengan dengan kain kasa atau jaring agar buah
stroberi tidak dimakan burung.
f.
Musim panas: Setelah panen tanaman bawah, hingga
tanaman sulaman, siapkan bedengan untuk tanaman baru musim berikutnya.
2.3 Hasil Budidaya Stroberi di Lahan Kering
Setelah
dilakukan penanaman dan pemeliharaan, kegiatan selanjutnya adalah pemanenan. Tanaman stroberi dapat
dipanen setelah 8 minggu sejak penanaman.
Pemanenan bisa dilakukan bila awalnya menggunakan bibit tanaman asal stolon yang vigor dengan perakaran yang baik.
2.3.1
Pemanenan
Cara
pemanenan stroberi masih menggunakan tenaga manusia. Pemetikan buah stroberiyang
akan dipasarkan untuk konsumsi segar harus disertakan kaliksnya, sedangkan yang
untuk pengolahan tanpa kaliks.
Masa
panen berlangsung 3-4 minggu, setiap minggu 2 kali pemanenan. Pemetikan buah
sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Pemetikan yang sudah biasa dapat memetik
5-7 kg buah stroberi per jam kerja. Setiap tanaman yang subur dapat
menghasilkan sekitar 4-6 buah dengan berat rata-rata 600-700 g buah. Buah yang
pertama kali dipetik merupakan buah yang paling besar.
Dalam waktu 8 minggu setelah penanaman, buah stroberi
sudah bisa dipanen
Cara pemanenan
stroberi. Cukup dengan cara dipetik
2.3.2
Penanganan
Hasil Panen
Buah
yang sudah dipetik ditaruh secara hati-hati didalam kotak dan harus segera
dibawa ke tempat penampungan karena sinar matahari dapat merusak kwalitas buah.
Dengan menaruh atau menyimpan buah stroberi hasil panen pada wadah yang tepat
akan membuat kwalitas buah tetap terjaga.
1.
Klasifikasi
Kwalitas Buah
Klasifikasi
kwalitas buah terdiri dari kelas ekstra, kelas I dan kelas II. Buah yang
dinilai sebagai kelas ekstra dan kelas I merupakan buah yang utuh, sehat, bebas
dari serangga atau penyakit, dan bebas dari partikel tanah, pestisida, serta
kotoran lain.
a) Kelas
Ekstra
Kultivar
yang berubah besar seperti Gorrela, Redgauntlet, dan Senga Sengana yang
termasuk kelas ekstra mempunyai ukuran buah 30 mm, sedangkan kelas ekstra untuk
kultivar buah kecil seperti Regina berukuran 20 mm. Buah harus beragam dalam
ukuran, warna, dan tingkat kematangan.
b) Kelas
I
Buah
yang dapat digolongkan dalam kelas I adalah buah yang berukuran 25 mm untuk
kultivar buah besar dan 15 mm untuk kultivar buah kecil. Untuk kelas I ini, bentuk dan warna tidak begitu terlalu dipertahankan.
c) Kelas
II
Untuk
kelas II tidak ada batasan ukuran minimum. Buah yang termasuk kelas II ini
merupakan sisa seleksi untuk kwalitas ekstra dan kelas I, tetapi masih
merupakan buah yang sangat baik untuk konsumsi segar ataupun untuk tujuan
pengolahan.
Kwalitas
buah stroberi. Harus bebas dari partikel tanah, pestisida, dan kotoran lain.
Dalam kelas ekstra kadang-kadang
termasuk juga buah kelas I. Buah-buah yang tidak sesuai ukuran dalam kelas
ekstra hanya dapat ditolerir sebanyak 10%. Tingkat toleransi terhadap ukuran
yang tidak sesuai pada buah kelas I adalah 15%.
2.
Pengepakan
Buah
yang telah dipetik, dipak dalam kotak-kotak kecil. Dahulu kotak stroberi dibuat
dari kayu atau karton, tetapi sekarang dibuat dari polistiren. Percobaan
tentang berat per pak yang dilakukan di Netherland menunjukkan bahwa untuk konsumsi
segar, paket 250 g adalah yang paling disukai konsumen. Jumlah ini merupakan
jumlah sekali makan.
Dalam
transportasi, kotak kecil tersebut disusun dalam kotak yang lebih besar. Setiap
kotak besar terdiri dari delapan kotak kecil dengan berat total (kotor) 2-3 kg.
Kardus karton. Menjadi
salah satu alternatif kemasan untuk buah stroberi
Berat
ini merupakan berat ideal untuk dibawa pada waktu turun naik kendaraan selama
transportasi. Stroberi yang akan di kirim ke pabrik untuk diolah biasanya dipak
dalam kotak kayu dengan isi 3-4 kg. Meskipun demikian, tidak ada ketentuan umum
mengenai ukuran untuk stroberi yang akan diproses lebih lanjut.
Buah stroberi termasuk buah yang sangat sensitif
dan cepat rusak. Penyiraman yang terbaik adalah antara 0-1oC.
Temperatur dibawah 0oC dapat menyebabkan kerusakan buah (freezing injuri). Bila temperatur 1oC
tidak mungkin dipenuhi maka maksimum temperatur penyimpanan yang
direkomendasikan adalah 10oC. Selain faktor temperatur, buah harus
betul-betul bebas cendawan atau bakteri dan tidak basah sehingga dapat disimpan
lebih lama.
***
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan :
Pada zaman Yunani kuno, buah yang satu ini diangkat resmi sebagai lambang
Dewi Cinta karena keberadaannya luar dalam. Keindahan cinta waktu itu
dilambangkan oleh warna, dan rasa buah tersebut. Sejak itulah buah ini menjadi
terkenal. Strawberry merupakan tanaman buah herba yang rata – rata memiliki 200
biji kecil per satu buahnya. Ada 700-an macam jenis strawberry. Salah satu
jenis spesiesnya bernama Fragaria
chiloensis L. Jenis ini yang menyebar ke berbagai Negara Amerika, Eropa,
dan Asia. Sedangkan spesies yaitu F.
vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry
ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Teknik pembudidayaan yang masih konvensional, membuat pengusaha buah
strawberry di daerah Pacet bekerja keras agar tanamannya tetap tumbuh subur
meskipun banyak hambatannya, mereka menggunakan pupuk organik dan pemberantas
hama alami agar tidak mencemari tanaman strawberry. Teknik pembudidayaan dengan
media polybag atau bedengan (mulsa plastik) sama – sama
memiliki keunggulan masing – masing. Media bedengan
dapat digunakan pada lahan yang luas, sedangkan untuk lahan yang relatif
sempit dapat kita gunakan media polybag.
Masa panen berlangsung
3-4 minggu, setiap minggu 2 kali pemanenan. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan
pada pagi hari. Pemetikan yang sudah biasa dapat memetik 5-7 kg buah stroberi
per jam kerja. Setiap tanaman yang subur dapat menghasilkan sekitar 4-6 buah
dengan berat rata-rata 600-700 g buah. Buah yang pertama kali dipetik merupakan
buah yang paling besar.
Saran :
Saran bagi siswa yaitu siswa tidak hanya sekedar membuat suatu karya
ilmiah tetapi dapat menyebarkan informasi kepada masyarakat luas tentang
pembudidayaan strawberry.
Saran bagi sekolah yaitu kegiatan ini harus rutin dilaksanakan oleh
sekolah, dimana siswa akan mendapatkan pengalaman baru dan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang tidak didapatkan di sekolah serta sekolah dapat mengadakan
kegiatan ini diberbagai tempat agar siswa setiap tahunnya mendapatkan pengetahuan
yang berbeda-beda.
Saran bagi
masyarakat/pembaca yaitu bagi masyarakat yang ingin membudidayakan strawberry,
sebaiknya harus mempelajari dahulu tentang seluk – beluk tata cara
pembudidayaan buah strawberry. Agar kelak jika menanam buah strawberry, dapat
menghasilkan tanaman dan buah yang berkualitas.
BIBLIOGRAFI
Childers, N.E, The Strawberry Cultivar to Marketing Gainsville (Florida: Holtikutural Publications 1980).
Dijkstra, J., Outdoor
Cultivation of Strawberries
International Course on Vegetable Growing,
tidak dipublikasikan (Wageningen, The Netherland: International Agriculture
Centre, 1985).
Hyams, E., Strawberry
Growing Complete. A System of Processing Fruit Throughout The Year (London: Faber & Faber
Limited, 1962).
Maas,J.L., Compendium
of Strawberry Disease. The American Phytophatological Society (Minnesota, USA: St. Paul, 1984).
Puls,E., D. Pollet, and K. Whitan, Growing Strawberries in Louisiana. (Cooperative Extension Service Louisiana: Louisiana
State University Agricultural Center, 1990).
http://jurnalasia.com/2014/06/27/menanam-stroberi-di-kebun-sendiri/Artikel Terkait :
Pemanfaatan Lahan Kering untuk Usaha Stroberi
Lagu Pop Terbaru dan Terpopuler
OST. Anime Indonesia
Donwload Game Terbaru
Donwload Berbagai Macam Software
Pidato Bahasa Inggris - Tema Dampak Facebook
Cara Internetan Gratis 100Mb dengan DroidVPN